CatatanLepas , oleh, wirawanBrotoyuwono, september, 2006

"Di sini 'dingin' sekali .." Ah, seorang 'penguin' mestinya sudah terbiasa untuk itu.
> Prakata
> ListCatatan :
>> Gatal ya Digaruk Saja
>> Dreaming Properties
>> Sisa 4. Tak Lebih.
>> Tim yang Solid
>> Pengemis-pun Kasihan
>> Gundul.Harus itu.
>> Ganti, ya jangan..
>> Serba Bodoh
> TumorOtakSaya :
>> Gejala.Awam ?!
>> Diagnosa
>> MedicalTreatment(1)
>> MedicalTreatment(2)
>> HomeCare
>> Hari ini
> BayanganLiar :
>> SteveJobs
>> Kambing Hitam
>> Copy'n'Paste
>> BIOS
>> SampahOrganik
>> Korespondensi
>> Kucing
>> MSCA
>> Lupa
>> CCTV
>> T.I.K
>> RadenGatotkaca
>> Telat Terus
>> TempatSampah
>> Proyek
>> Putar Kepala
>> AlurStudi
>> VoIP
>> Hosting
>> TelMon
>> eMail
>> ReviSet
>> PresPLO
>> Grafik(2)
>> Tidur(3)
>> Kuda
>> Lepas Tongkat
>> ssh
>> Tidur(2)
>> Nginternet
>> Bau Sate
>> MbahDukun
>> Kress Kress
>> Perangko
>> Password
>> Pakai 3
>> Robot
>> GrafikAneh
>> PendekarCapKakiTiga
>> Panjang Sebelah ?!
>> JamPulang
>> PHP ber-awk
>> Tidur
>> arsip(Lama) :
> Cerpen :
>> cerpen -- Sosok dan Mouse
>> cerpen -- Grep Rasa Durian
>> cerpen -- Lurah DHCP
>> cerpen -- Komidi 'RRD'
>> cerpen -- Desain Grafis cap ___________ Kue Lapis
> Artikel :
>> artikel -- Terbilang Perl-way
>> artikel -- BillingSystem
>> artikel -- TelkomMonitor
>> artikel -- upTimeMonitor

> Galeri :
>> MDF_(dok/WB)
>> Terbilang -- v.PHP
>> GoogleMON
.. CatatanLepas

Sosok dan Mouse
oleh wirawanBrotoyuwono

Bulan-bulan awal tahun 90-an. Kali pertama saya melihatnya. Saya temukan dia di sebuah toko buku. Di antara barang-barang sejenis dengannya. Love at the very first sight, nekat saya pinang dia. Saya tukar dia dengan beberapa lembar puluh ribuan rupiah dan kami ‘resmi’ jadi satu pasangan yang semoga selalu rukun.

Dari manual yang menyertainya, tercantum identitas '‘genius easy mouse’', serial port, 2 button dan tentang asal usulnya yang saya tidak begitu pedulikan. Trademark '‘genius’' cukup jadi jaminan bahwa dia berasal dari keturunan baik-baik.

Saya merangkainya pada pc jangkrik-an saya yang ber- 386 SX ber-memori RAM 4 mega, dengan harddisk conner 80 mega. Ini spesifikasi yang sangat umum saat itu. Menancapkan kabel konektornya ke port serial com1 di pc, menginstall driver-nya dan sebuah aplikasi grafis berbasis DOS. Saya sangat menikmati aplikasi itu. Perkenalan saya dengannya terjalin dalam aplikasi itu.
Bersama kami edit satu image dari bentuk dasar yang sederhana. Lingkaran dan bujursangkar, elips dan segiempat. garis lurus dan garis lengkung. Saling melengkapi seperti niat saya dan (semoga) dia.

Saya belajar untuk lebih mengenalnya, menyelami '‘pribadi’'-nya dan memahami '‘peri laku’'-nya. Tak usah berlama-lama kami mulai merasa cukup saling melengkapi, dan itu rasanya sudah bisa menjadi ‘bibit’ yang unggul ke arah kemesraan yang terus bertambah dan makin bertambah seiring makin berkembangnya teknologi aplikasi dan sistem operasi berbasis grafis yang makin '‘memanjakan dan dimanjakan’' nya.

Sebagai bagian dari konsep antar muka berbasis grafis, sosoknya makin mantap berkibar. Meski begitu, kesetiaan pengabdiannya tetap terjaga,

*****

Malam itu, di rumah, saya mulai ‘membuka lagi ’ tugas dari kantor. Ini biasa saya lakukan bila harus berhadapan dengan ‘kasus’ baru yang kadang harus diselesaikan dengan solusi ‘baru’ pula. Pada saat seperti itu, saya ‘tertuntut’ bisa meng-kreasi-kan solusi tersebut. Konsentrasi penuh. dan suasana ‘rumah’ sangat membantu saya mewujudkannya.

Ruang tempat pc ini berada, terpisah dinding dengan rumah utama. Terdapat pintu ke ruang tidur keluarga saya, Saya, istri dan putri kami. Ada lagi pintu menuju ruang-ruang di rumah utama. Kegiatan ber-komputer saya lakukan setelah istri dan sang putri tidur memeluk si '‘dobleh’' , boneka kesayangan.

Satu mug besar kopi hangat tanpa gula. Seteguk, kehangatan di tenggorokan menjalar ke leher sampai dada. Pahit yang menenteramkan. Berkonsentrasi lalu mulai mempelajari kasusnya.
Mencermati, menimbang-nimbang variabel di sekitar kasus. Memperkirakan beberapa solusi yang ‘mungkin’ bisa diterapkan, Semua solusi harus diuji keefektifannya. Efektif sebagai solusi kasus dan efektif juga untuk diterapkan dalam sistem yang ada. Semuanya harus meyakinkan.

*****

Saya pandangi mouse itu dalam-dalam. Saat ini dia adalah sebuah infra red-cordless-optical –ps/2 mouse dari logitech. Tentu saja ini cuma ‘wadah’-nya saja, Logika, content dan ruh-nya tentu harus sama persis dengan ‘pendahulu’-nya, ini juga sudah menjadi tradisi tentang pengabdian dan kesetiaannya.
Dia membalas pandangan saya. Diisyaratkannya bahwa kami saling memahami.
Saya, "“Sudah siapkah kamu ?”"
"“Tentu harus begitu, dan memang selalu begitu, ada ‘daemon’ yang selalu mengawasiku. Daemon itu bilang agar aku selalu siap dan patuh padamu, bahkan ketika betapa tololnya keputusan-mu.”"
Saya tersenyum. Gurauan yang mungkin jujur, lalu saya melanjutkan.
"“Kasusnya, dari catatan database tentang satu kegiatan harian setiap karyawan kantor, aku harus me-rekap-nya sebagai sebuah laporan '‘prestasi’' kerja dalam satu bulan.
Laporan harus disusun dan disajikan dalam nuansa yang nge-‘open source’.”"
""“Open source, huh ?! ... sungguh elegan kedengarannya. Itu urusanmu. Toh bagi sebuah hardware macam aku, tak pernah menjadi soal mau '‘open source’' apa '‘non-open source’'. Aku tak mau repot soal ‘legitimasi’ dan maaf ... konsep '‘gratis’'-an. Aku lebih tertarik pada arah interface yang lebih memuaskan user.
Kembali ke kasusnya, lalu rencanamu apa? Terus bagaimana sesudah '‘apa’' ?”"
"“Begini kerangka skenario-nya, database mysql harian, di-‘query’ untuk tiap karyawan, diumpankan ke perl, hasil diumpankan lagi ke php, menjadi lembaran web, dan selesai sudah.. .... sederhana, kan ?”"
. "“Hey, jangan buru-buru menilainya '‘sederhana’'. Itu hanya boleh diucapkan kalau hasilnya benar-benar efektif.”"
"“Ya, apapun omonganmu lah.”"

Langkah pertama. Booting, Pada grub, saya arahkan ke fedora. Tunggu. Sebuah graphical login. Nama dan password, lalu sebuah klik pertama pada tubuh mouse saya lakukan. Kde muncul, sebuah graphical desktop environment. Terpampang desktop yang indah, butuh kerja sama nan mesra saya dan dia untuk ‘menikmati’ desktop itu.

"“Sekarang apa lagi ?.”"
"“Saya butuh satu window yang bisa buat ber-mysql, ber-perl juga ber-php. “"
"“Itu pasti ‘terminal’. Generasi ‘old crack’ macam kamu pasti suka modus text-nya. Pilih xterm, lalu bekerjalah sendiri, toh lingkungan itu jarang mempedulikanku. Aku cukup tahu diri. Aku tetap mengiringi langkahmu dari kejauhan berbatas window dan task. Tapi santai saja, aku masih dalam desktop yang sama, kok.”"

Sarannya saya ikuti. Langkah berikutnya,
Saya copy-kan record database bayangan dari kantor ke direktori rujukan sebagai sebuah sampel kasus.
Lalu saya panggil vi , sebuah file kosong dibentuk. Menulis pernyataan interpreter ke arah perl. Menulis pernyataan penggunaan modul ke perl:dbi. Menulis skrip fungsi tentang koneksi ke database, tentang query, tentang logika perhitungan dan hasil output data-nya dalam sebuah file text.

Saya mulai mengujinya.
Skrip saya eksekusi-kan dengan interpreter perl. Beberapa kesalahan ditemukan, biasalah kebanyakan syntax error. Baris per baris saya edit lagi. Harus lancar bila dieksekusikan.

Saya harus menguji hasil output data-nya.
Saya harus mencermati dan membandingkannya dengan bayangan bila '‘kegiatan’' benar dilakukan. Semua harus menghasilkan output yang senada.
Dari database dilakukan query tentang data harian tiap karyawan. Hasil disimpan dalam file text.

Sampai babak ini, ada 2 buah file text tentang output skrip perl dan output query database harian. Keduanya mesti ‘dibandingkan’. Saya berencana akan menggabungkan file-file itu. Dari file gabungan itu saya akan menguji ‘kebenaran’ skrip perl.-nya.

Saya mulai menggabung keduanya menjadi file text ketiga yang baru. Menentukan perintah yang akan dilakukan lalu mengetikkan perintah itu pada shell prompt, menambahkan 2 file pertama, menambahkan direktif ke file 3, lalu ... enter !!.

Sangat mendadak, lho apa ini ?!. Mouse itu !!, tubuhnya bergetar hebat sehingga menimbulkan suara gaduh pada permukaan pad alasnya berpijak. Sorot matanya membelalak, berpendar makin terang selayaknya melihat sesuatu yang sangat mengerikan. Sedetik dia melesat, keluar dari area pad-nya, sampai di pinggir meja komputer, tangan kanan saya spontan berusaha menjangkaunya, tapi terlambat, dia sudah memilih untuk terjun bebas dari pinggir meja. Suara tubuh mouse terbanting hebat jatuh ke lantai. Seakan semua kengerian belum cukup terlampiaskan, mouse itu berlari ke ujung sudut ruang yang terjauh dari tempat seharusnya kami berada. Mouse bersembunyi di balik rak buku.

Saya cuma bisa tertegun melihat berbagai kilatan adegan mencekam itu, saya bahkan tidak sempat kaget. Ada yang remuk karenanya. Hati saya. Saya menjangkaunya, ingin '‘menolong’'-nya keluar dari celah sempit persembunyiannya di balik rak buku. Tapi dia menolak, gumamnya.
"“... ‘sosok’ itu sudah pergi ?”".

Sesuatu yang pasti sangat mengerikan bila mampu menembus batas ‘window’ dan ‘task’. Saya tebarkan pandangan ke sudut-sudut ruangan kami berada, dengan ragu-ragu. Tak ada siapa-siapa,
Kembali ke mouse itu, dia bergumam lagi,
"“... ‘sosok’ itu sudah pergi ?”"
lalu dia pejamkan matanya.
Getaran tubuhnya mulai mereda. Saya pegang tubuhnya, ada keringat dingin, tak tahulah mungkin berasal dari tangan saya sendiri.
Siapakah sosok yang dimaksudnya ?.

Pintu terkuak dari ruang sebelah. Istri saya,
"“Ada apa dengan kalian berdua ? Aku mendengar suara gaduh dari sini.”"
Rupanya dia terbangun karena kegaduhan tadi, lalu,
"“Istirahatlah kalian. Sekarang sudah sangat malam”."

Saya pandangi mouse itu sekali lagi, kelelahan. Dia mengisyaratkan untuk menyudahi episode malam ini. Saya mengangguk padanya. Tak berbalas, pasti karena kelelahan luar biasa dari peristiwa yang baru dialaminya. Saya biarkan dia berada di tempat persembunyiannya, mungkin itu tempat teraman menurutnya.

Saya tutup xterm dengan mengetik '‘exit’' lalu enter. Logout saya lakukan dengan '‘ctrl+alt+bckspace’', saya sengaja melakukan itu agar tak mengusiknya meneruskan perintah saya. Tapi niat itu urung juga ketika berhadapan dengan pilihan untuk ber-...'’shutdown’'. Saya terpaksa menentukan sebuah pilihan dengan satu klik pada tubuhnya. Mouse yang malang.

Satu tambahan kasus lagi. Tentang sosok itu.

******

Esok malamnya, saya berniat melanjutkan ‘pekerjaan’ yang semalam terputus di tengah jalan.
Satu mug besar kopi hangat tanpa gula yang sama. Konsentrasi yang sama. Mouse yang sama.
"“Sudah siapkah kamu ?”"
Dia tidak segera menjawabnya. Ini di luar kebiasaanya. Atau mungkin seharusnya saya tidak menanyakan kesiapannya. Karena sangat peduli pada '‘kerelaan’'-nya, saya ulangi,
"“Sudah siapkah kamu ?”"
" “... ‘sosok’ itu sudah pergi ?”"

Jawaban yang membingungkan, tapi paling tidak ini sudah cukup menjelaskan bahwa ‘sosok itu’ sangat berpengaruh baginya. Pasti sangat mengerikan bahkan bisa menembus batas '‘window’' , '‘task’' bahkan '‘waktu’'.

Esok malamnya lagi,
dialog dengan pertanyaan dan jawaban yang lagi-lagi persis sama.
"“Sudah siapkah kamu ?”"
" “... ‘sosok’ itu sudah pergi ?” "

Berulang begitu pada malam-malam berikutnya. Saya putuskan mouse harus diistirahatkan. Segala sesuatu yang berkait dengannya harus di-'‘edit’' ulang. inisial mode di-text only-kan, gpm di '‘not running’'-kan.bahkan sambungannya di port ps/2 mesti dicabut. Semuanya agar dia bisa tidur nyenyak tanpa kekuatiran diganggu sosok itu.

Akhirnya saya bisa menyelesaikan tugas dari kantor yang macet gara-gara '‘sosok’' yang mengerikan itu.

*****

Saya nyaman ber-fedora lagi. Mode text. Terus terang ini lebih nyaman di mata saya ketimbang mode grafis default-nya yang hingar bingar.<,br> Saya mengira masalah yang ada telah terselesaikan, tapi ternyata, suatu malam berikutnya, setelah menidurkan sang putri, istri saya,
"“Apa ini ? Mengapa fedora-mu '‘gelap gulita’' begini? Mana warna-warni yang indah itu ?”"
"“Ini gaya minimalis. Ini masih fedora yang cantik itu. Aku menyuruhnya tampil apa adanya, tanpa kosmetik, tanpa busana berwarna menyala. Ini sudah cukup menggairahkan bagiku.”"
"“Begitukah ? Lalu di mana '‘mouse’' itu ?. Seharusnya dia selalu bersamamu.” "", tanyanya seakan meragukan kebenaran jawaban saya.

Risau akan kecurigaannya, saya ceritakan kronologi selengkapnya, tentang tugas kantor sampai '‘sosok mengerikan’' dan mouse yang mesti diistirahatkan.

"“Ya begitulah....”"
Komentarnya, "“Aneh betul penyelesaianmu. Faktanya kamu malah mengasingkan mouse itu jauh-jauh dari komunitasnya. Aku jadi penasaran ... siapa sosok itu ? atau kapan sosok itu muncul ? atau di mana sosok itu muncul ? atau mengapa sosok itu muncul ? atau seberapa sosok itu sangat mengerikan ? atau barangkali ... sosok itu berkait denganmu ?”"
"“Lha, apa ini maksudnya ? Ekspresi protes berbau kecurigaan ?”"
"“Mungkin begitu, semua ini tentang dia. Mouse itu. Dia telah memberikan pengabdian dengan menuruti semua keinginanmu malah mungkin termasuk keputusanmu meng-istirahat-kan-nya.”"

Saya mulai paham arah maksudnya.
"“Lalu menurutmu, apa yang harus kulakukan ?.”"
"“Entahlah. Itu terserah kamu. Yang pasti harus ditemukan sumber masalahnya.
Aku cuma bisa memperkirakan letaknya .”"
"“Di manakah itu ?”", saya bertanya penuh harap.
"“Antara kamu dan sosok itu.”"

Lalu dia berlari ke kamar sebelah sambil ,"“... dalem ... dalem ... ”", menjawab panggilan sang putri yang terbangun ,pasti terganggu pembicaraan kami berdua

. Sendirian.
Boleh jadi sumber masalahnya memang di antara saya dan sosok itu ?.

*****

Satu mug besar kopi hangat tanpa gula. Seteguk, kehangatan di tenggorokan menjalar ke leher dan dada. Pahit yang menenteramkan seperti biasa. Saya kembali berpikir tentang sosok itu lagi terutama tentang pertanyaan kemungkinan bahwa sosok itu berkait dengan saya. Tentunya tanpa niat ke-sengaja-an. Tapi dalam masalah seperti ini, saya harus membuang jauh alasan berbau '‘tidak sengaja’' atau '‘memang disengaja’'.

Ya harus menggali lagi log tentang kegiatan yang sudah saya lakukan di sekitar peristiwa kengerian mendadak yang mencekam itu. Galian sudah cukup dalam, ketika saya temukan kemungkinan fakta pemicu kejadian.

Me-reka-ulang, saya hampir pasti yakin '‘itu’ –'lah pemicunya. Meyakininya, ketakutan pada sosok mengerikan luruh berubah menjadi satu kewajaran bagi saya.
"“Itu”" adalah satu shell command ketika saya bermaksud menggabung 2 buah file menjadi sebuah file ketiga.

*****

Sore cerah setelah hujan seharian, pulang kantor, saya berniat memaparkan temuan fakta semalam, tentang sosok itu padanya. Saya berharap bisa menye-arah-kan sudut pandang bahwa sosok mengerikan itu seharusnya bisa menjadi sosok lucu yang sangat menggelikan. Pendeknya, dia tak perlu ngeri pada sosok itu. Dan akhirnya dia tak perlu diistirahatkan. Mestinya ini jadi akhir yang menyenangkan.

Tapi niat itu rasanya tak perlu dilaksanakan ketika saya melihat mouse itu tergeletak dalam pangkuan sang putri tersayang. Berdua mereka menonton tivi ,tertawa terbahak-bahak.
Saya sangat senang melihat mereka bisa tertawa seperti itu.

Istri saya melintas, memperhatikan keduanya, katanya,
"“Mereka suka sekali nonton kartun itu, Waktu kecil aku juga sangat menyukainya. Itu klasik banget. Tom and Jerry. Legenda sepasang kucing dan tikus yang lucu sekali. “"

Saya hanya tersenyum menanggapinya. Tanpa kata. Rasanya tak perlu membicarakan lagi tentang '‘sosok mengerikan ‘', tentang satu shell command .... ‘cat’.

*****

minomartani , januari , 2007
PostingTerbaru :
>> SteveJobs , 11/10/11
>> KambingHitam , 11/08/11
>> Copy'n'Paste , 18/04/11
>> BIOS , 11/04/11
>> SampahOrganik , 29/03/11
>> Korespondensi , 28/03/11
>> Kucing , 23/03/11
>> MSCA , 21/03/11
>> Lupa ,14/03/11
>> CCTV ,10/03/11
>> T.I.K ,7/03/11
>> Gatotkaca ,7/03/11
>> Telat Terus ,28/02/11
>> TempatSampah ,24/02/11
>> Proyek ,21/02/11